Bulan Januari lalu saya
menghabiskan waktu di Gresik, karena kuliah sedang libur akhir semester. Seperti
biasanya, rutinitas hidup di Gresik hanya sebatas ngopi dan ngopi.
Suatu hari, saya diajak
teman saya untuk ngopi di Surabaya, ada tempat ngopi yang baru buka katanya. Jadilah
kami berangkat pagi ke Surabaya, selain karena bosan dengan kopi Gresik-an,
tawaran promo juga jadi pertimbangan saya, hahaha.
Siang hari kami tiba di
Pacar Keling, tempat kedai kopi itu berada.
Awalnya saya mengira tempatnya kecil, karena sebenarnya kedai kopi ini
berkonsep coffe to go seperti yang saya lihat di akun instagramnya, dengan
gelas plastik khas kedai kopi coffee to go. Ternyata saya salah, walaupun
berkonsep coffee to go, tetapi kedai kopi ini tetap menyediakan meja dan kursi
untuk nongkrong.
Kedai Kopi Kolonial |
Oh iya, namanya Kedai Kopi Kolonial. Saya awalnya bertanya-tanya, kenapa ada nama Kolonial di kota pahlawan, mengingat puluhan tahun yang lalu kolonialisme pernah bergesekan dengan warga Kota Pahlawan. Setelah saya tanya, ternyata arti Namanya tidak sedangkal itu, lebih dalam lagi, anak-anak muda pemilik kedai ini berpikir bahwa Kolonialisme lah yang membangkitkan semangat juang para pahlawan, sehingga Indonesia menikmati kemerdekaannya. Semangat juang itulah yang berusaha dimunculkan oleh pemilik kedai, khususnya untuk membangkitkan dunia entrepreneur di Indonesia khususnya Surabaya. Jadi, biarkan Kolonial menjadi pengingat bahwa perjuangan tidak boleh berhenti ketika Indonesia merdeka saja, tetapi seterusnya. Cukup relevan sih menurut saya, mengingat dunia entrepreneur negeri ini masih berada di bawah produk-produk luar negeri.
Disini saya memesan Kopi
Susu Pacar Keling, salah satu menu signature mereka. Rasanya? Enak, kopinya
sangat terasa, dengan rasa manis yang bukan rasa manisnya gula, melainkan manis
susu. Tapi memang dasarnya saya tidak begitu suka dengan kopi campur susu,
setelah minuman pertama habis, saya memesan lagi americano. Rasa kopi dari
americano-nya cukup kuat, tidak seperti americano kebanyakan yang biasanya lebih
seperti kopi yang terlalu banyak air. Walaupun sebenarnya saya gak tau biji
kopi dari daerah mana yang mereka gunakan. Saya menyesal tidak ambil foto
sebelum saya minum, hahaha maklum lupa.
meja kursi di bagian tengah |
Oh iya, disini ada empat
meja dengan masing-masing empat kursi, dan juga meja panjang yang menempel di
tembok dengan lima kursi, ya bayangkan sendiri lah. Fasilitas lainnya ada
tempat colokan listrik di meja yang dekat dengan tembok, toilet kecil dan
bersih ada di pojok sebelah kanan meja barista. Bagian depan dibiarkan terbuka
dengan dinding yang diganti pagar besi, karena terbuka maka kedai ini hanya
menggunakan kipas angin, gak pakai AC. Jadi kalian bisa bebas merokok dan
vaping disana. Karena gak pake AC, jadi agak panas saat siang hari. Saya tidak bisa
menyalahkan pengelola untuk hal ini, ya karena kalian tau sendiri bagaimana
panasnya kota metropolitan kedua terbesar di Indonesia itu saat siang. Jadi,
waktu yang tepat berkunjung kesana adalah pagi, sore, dan malam hari.
meja panjang yang menempel di tembok |
Jadi untuk kalian yang lagi jalan-jalan ke Surabaya, sambil menelusuri jejak-jejak kolonialisme Kota Pahlawan, nongkrong di Kedai Kopi Kolonial pasti akan semakin membangkitkan daya juang hidupmu.
Untuk daftar menu bisa kalian lihat sendiri di akun instagramnya @kolonial.kopi
Catat pokok e suk yen dolan neng Suroboyo kudu disamperin. Mugo-mugo tahun iki ono jatah neng Suroboyo
BalasHapusPatut dicoba, tapi kalo ke surabaya harus pas aku di Gresik ben iso dolan bareng hahaha
HapusGresik memang banyak banget warung kopi ya...dimana mana pasti lihat warung kopi dengan banyak orang cangkruk.
BalasHapusNtar klo dolan ke Suroboyo mampir ke Caffe ini. asyik tempatnya
Gresik hampir setiap 100 meter selalu ada warung kopi tradisional.
HapusDi Gresik rata-rata dihuni pekerja, mereka melepas penat sekaligus bertukar informasi dengan nyangkruk.
Harus mampir!!
Ketoke bukan di jalan utama ya ini, Jun? Soale nek ndelok teko dalan e kok koyok ndek njeru ngono.
BalasHapusiyo mas bukan jalan utama, jalan kecil, jalannya searah. tapi gak sampe masuk ke gang-gang kampung atau perumahan kok
HapusAwalnya waktu baca, kupikir "Buset, ngopi aja sampe ke Surabaya"
BalasHapusTapi setelah kuinget2, Gresik sama Surabaya kan sebelahan ya hehehe
Klo liat dari foto, kafenya agak kecil ya mas?
Tapi malah enak gitu sih, lebih mesra... :D
iya deket banget, ya orang gresik emang mainnya ke Surabaya sih hahaha
BalasHapus-Jun