Minions di Kondang Merak |
Trip di tahun ini kebanyakan saya lakukan tanpa persiapan yang jelas. Karena kangen dengan kota Malang akhirnya saya pun memutuskan menghubungi Ayuma, adik kelas saya. Kami memang bingung, mau ke pantai tapi ya musim hujan. Tiba di Malang, saya hanya kulineran pergi ke Mall, beli es krim dan tidur-tiduran di kos Ayuma.
Sampai kebesokannya,
kami pun akhirnya memutuskan untuk ke pantai walau tahu kalau musim hujan ide berkemah adalah buruk. Tanpa pikir panjang, kami pun akhirnya menyewa tenda dan beberapa
perlengkapan lainnya untuk ngecamp.
Perjalanan pun di mulai
menuju Malang Selatan, yang lumayan jauh. Kebingungan dimulai maklum Malang
Selatan itu pantainya berjejer, jadi kami pun bingung mau milih yang mana. Di perjalanan,
Ayuma terlintas ide untuk kemah di Watu Leter.
Jujur saya pun belum
pernah mengunjungi Watu Leter. Tidak pernah terbesit bagaimana medan yang
nantinya saya tempuh bersama Ayuma. Saya mengira nantinya jalanan akan
baik-baik saja Motor pun belok ke arah tanda menuju Pantai Watu Leter. Jalanan
yang kami lewati awal perjalanan cukup baik, namun setelah setengah jalan,
jalanan mulai berlumpur. Ayuma berusaha menahan kendali agar kami tidak jatuh
terperosok dalam lumpur.
Sedikit lagi tampaknya
kami sampai, tapi ternyata jalanan makin berlumpur dan licin. Karena motor
susah bergerak, akhirnya kami berdua pun terperosok sedikit ke lumpur. Sepatu kami
yang cantik jelita ini pun, akhirnya mandi lumpur :’) HAHAHA
***
Saya masih tertawa
bersama Ayuma karena kebodohan kami. Ayuma berusaha seberhati-hati mungkin
membawa motornya. Motor sudah penuh lumpur, beberapa bagian tas pun terkena
lumpur juga.
Motor kami bawa hingga
dekat dengan bibir pantai. Kami melihat area sekitar dan banyak tukang sedang
bekerja. Kami duduk sebentar, sambil menghela nafas.
Ayuma: Kak, ini kita
masa ngecamp di sini ya
Aku : Yum, tapi itu banyak cowo, sedangkan ini
kita berdua aja yang ngecamp cewe pula
Ayuma: Gimana ya kak ? terus kita makan
apa ?
Aku : Yauda kita pindah
pantai saja, sebelum hujan turun.
Ayuma: Di sini aja
kak. Makan gausa dipikir, ini kan ada ciki-ciki kak
Lalu saya tertawa dong,
melihat ekspresi dia yang memberi ide ciki-ciki makan sampe besok pagi.#SungguhAyuma *emotnangis
***
Karena saya pun sudah
mulai kesal dan capek. Akhirnya saya memberi ide menuju Kondang Merak. Saat
kembali dari Watu Leter, jalanan sangat berlumpur sekali. Warung-warung makanan
banyak yang tutup dan sepi sekali. Cukup kesabaran saya diuji. Keluar dari Watu Leter,
kami langsung bergerak lebih cepat karena cuaca mendung. Sebelumnya pun saya
sudah pernah ke Kondang Merak dan tentulah saya paham dengan medan berbatu,
disusul licin juga karena sehabis hujan.
Jarak dari Watu Leter
ke Kondang Merak membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Tiba di Kondang Merak,
saya menjatuhkan tas ke pasir pantai. Kondang Merak sepi sekali, hanya ada 4-3
orang yang menjaga warung. Kami pun bersiap untuk memasang tenda.Di tengah-tengah
memasang tenda, ternyata frame tenda patah. Yasudah terpaksa kami tidur di
dalam tenda yang tidak tegak. Karena sudah terlanjur dongkol dan mendapat
beberapa musibah, akhirnya kami pun memutuskan untuk makan di Mak Sih.
Mak Sih adalah warung
makan yang menyajikan aneka makanan laut. Menu yang terkenal di warungnya yaitu
Sate Tuna. Kami memesan sate tuna segar lima tusuk dan sambal beserta nasi
sebakul, sungguh geragas. (geragas:
rakus; kemaruk)
Setelah makan, kami pun
bermain disekitar pantai. Pantai sangat sepi, kami berasa menyewa pantai
pribadi. Menjelang gelap pun tidak ada yang mendirikan tenda, hanya tenda kami
saja. Ada bapak-bapak juga menghampiri kami dan menanyakan kira-kira berani atau
tidak tidur sendiri karena malam itu hanya tenda kami saja yang menginap.
Saya menikmati malam
itu, suara deburan ombak, hewan-hewan yang saling bersaut-sautan. Damai rasanya. Saya ngobrol hingga
larut malam dengan Ayuma, meski tenda hampir roboh tapi kami tetap tabah sambil
tertawa. Hari itu betul-betul lucu, mulai dari terperosok di lumpur,sepatu
mandi lumpur,tas pun juga beberapa bagiannya terkena lumpur dan beberapa
keapesan lainnya.
Tapi untungnya sore
hari kami diberi matahari terbenam yang cantik, pantai yang sepi, dan Sate Tuna
Mak Sih yang segar.
Catatan :
Watu Leter
- Apabila musim hujan tidak disarankan untuk mengunjungi Watu Leter, terlebih jalananya sangat berlumpur. Saat sepi pengunjung, tidak dikenai biaya retribusi. Tersedia warung makan dan toilet, namun tidak begitu terurus.
-Disarankan sebaiknya hanya sekedar transit saja, karena Malang Selatang pantainya berjejer panjang dan banyak.
Kondang Merak |
Sore di Kondang Merak |
Pagi Hari Kondang Merak |
Kondang Merak
- Pantainya punya fasilitas lengkap, mulai dari kamar mandi(kamar mandinya di warung), warung-warung makan, tempat ibadah. Berkemah di Kondang Merak juga cenderung aman, karena warung pun 24 jam buka. Kendaraan cukup di parkir di dekat tenda.
-Retribusinya satu orang Rp. 5000 ±
Mending tidurnya ngemper di dekat warung saja hahahahah.
BalasHapusBawa SB 2 kayaknya sudah lebih-lebih :-D
iya sih mas harusnya gt, mungkin kapan-kapan lagi mau gt aja
HapusWaduh, drama sekali. Ya emang jalan-jalan juga nggak selalu mulus mulus aja sih :D
BalasHapuswkwk ya gak drama juga sih mas apes aja haha
Hapusberkabar kak kalau ke malang lagi hehe
BalasHapussiapp wawaaa
Hapusbelum pernah makan sate tuna, sambel kecapnya menggoda
BalasHapusLAIYAAA KAPAN-KAPAN KAMU HARUS KE SINI MBAK
HapusDi pantai kondang merahnya sendiri apakah ada persewaan tenda
BalasHapushalo kak, kami bawa tenda sendiri ya dari kota. Dulu kondisi di sana sepi cuma ada warung, rumah warga sekitar, gereja dan musola. Entah ya kalo tahun-tahun skrg
Hapus