Sekitar pukul 20:00 Wib
tibalah kami di kota Situbondo, berhenti sebentar untuk istirahat dan makan
malam. Setelah 15 Menit kami makan, kami melanjutkan perjalanan kami kembali.
Pada awalnya bis terisi
penuh sesuai dengan kursi yang ada, namun ketika sampai di Banyuwangi penumpang
bus makin lama makin banyak, rasanya bus ini mulai sesak. Yang harusnya
digunakan untuk ruang jalan didalam bis, nyatanya pihak bus menambahkan kursi-kursi
plastik untuk penumpang tambahan. Dan juga ada yang duduk diatas sound system.
Waktu itu saya hanya tertawa
dan batin, karena PO ini ngakunya bis eksekutif namun yang terjadi adalah
seperti naik bis ekonomi. Sesak, agak panas dikit, terlebih kaki tidak bisa
berselonjor sedikit dikarenakan bis sudah penuh dan sesak, ditambah depan saya
adalah penumpang-penumpang kursi plastik, belum lagi depan toilet digunakan
untuk orang tidur jadi ketika akan ke toilet saya harus membangunkan orangnya.
Anggap saja ini lelucon
potret keragaman transportasi Indonesia
Bus melanju cukup cepat,
kami tiba di Gilimanuk sekitaran pukul 22:00 dan segera berangkat menuju pulau
Bali.
Perjalanan Jawa- Bali
ditempuh kurang lebih satu jam setengah menggunakan kapal ferry. Tiba di Pelabuhan
Ketapang bus melaju dengan kencang, sekitar
pukul 6:00 Pagi tibalah kami di Terminal Denpasar.
Perasaan saya saat itu hanya
senang, karena perjalanan yang menyebalkan ini sebentar lagi akan berakhir.
Di Denpasar beberapa
penumpang turun, tidak bagi dua mbak-mbak yang duduk di belakang saya (duduk di atas sound system ) .
Perjalanan dilanjutkan dari
Bali menuju Pelabuhan Padang Bai lalu menuju Pelabuhan Lembar.
Durasi waktu dari Bali
menuju Padang Bai sekitar tiga jam, setibanya di Pelabuhan Padang Bai kami
diberi nasi kotakan berisikan ayam suwir, sambal dan kerupuk. Saya tidak
memakannya karena lambung kondisi tidak enak, mulai lelah dan mual-mual.
Waktu itu saya duduk
disebelah Ibu-Ibu, kebetulan tujuan kami sama. Pagi itu Ibu banyak bercerita,
memberi tahu kami agar tetap berhati-hati saat turun di Terminal Mandalika.
Tas-tas harus tetap dibawa sendiri, karena biasanya kuli-kuli tas sering nakal.
Mereka suka seenaknya mengambil tas para penumpang yang turun untuk dibantu
membawa namun lucunya disini adalah kuli-kuli ini sering sekali meminta uang
jasa yang cukup banyak untuk sekali angkat, dan ada juga yang memaksa.
Diperjalanan kami hanya
dimintai untuk berhati-hati, dan tipsnya adalah selalu sigap membawa tasnya dan
bilang sudah dijemput, begitu kata beliau.
Perjalanan Bali menuju pulau
Lombok menggunakan kapal ferry membutuhkan waktu sekitar enam jam. Hawa saya
hanya mengantuk, tidak bergairah dan gerah sekali karena saya mengenakan
flannel agak tebal.
Saya terkantuk-kantuk, mata
sudah cukup merah. Tapi Jun masi dengan asiknya mengajak ngobrol saya. Hingga
pandangan jun hilang dari saya dan saya tertidur pulas di kursi meja-meja yang
letaknya di sisi kiri kapal ferry.
Ini wajah lelah dan ngantuk saya tapi masi mau nahan ketawa |
Saya hanya merasakan
hembusan angin laut, tidur saya lelap. Dua jam saya sukses tertidur di kursi
sambil melipat tangan dengan keadaan menatap meja. Setelah cukup lama tidur
saya terbangun, kapal masi belum saja merapat ke Pelabuhan. Pada akhirnya saya
memotret lautan dan bukit-bukit yang ada.
“ Kapal akan segera merapat,
mohon periksa barang-barang anda ''
Para penumpang bergegas untuk
turun ke bawah, dan masuk ke kendaraan masing-masing.
Hati saya semakin senang,
karena ingin segera membersihkan badan dan perjalanan selama 28 Jam ini akan
berakhir.
Part 1 ke part 2 nya lama amat jedanya (")>
BalasHapuswkwkw lupa mas Jo, padaha uda di draft 😂
Hapus