Pagi itu setelah menginap di homestay Ibu Suri, saya bersiap berkeliling di Desa Wisata Poncokusumo.
Nah, kalau sudah di Desa Wisata Poncokusumo apa saja yang bisa dilakukan ?
1. Melihat Proses Pembuatan Keripik Pisang
Namanya
Bapak Khoirul Anam, sebut saja Mbah. Mbah ini sudah merintis usaha
Keripik Talas & Pisang sejak tahun 2014 bersama Istrinya.
Awal
mula saya dijelaskan mengenai talas, talas yang sudah siap
dibuat bahan keripik adalah yang teksturnya empuk dan tidak keras. Lalu, saya melihat pisang-pisang berwarna hijau dan besar-besar. Pisang ini sudah siap diolah menjadi keripik pisang.
Awal
mula pisang dikupas dan dipotong tipis-tipis. Untuk pemotongan
tipis-tipis ini sudah ada alatnya ya, jadi jangan potong pakai pisau
karena gak akan selesai dengan cepat.
Selesai
dipotong, pisang tersebut dicuci hingga bersih sampai getahnya
betul-betul hilang. Setelah dicuci bersih, pisang tersebut direndam
kedalam perasa coklat, lalu setelah direndam kurang lebih 8 Jam, maka
selanjutnya dipisah-pisah agar tidak lengket satu sama lain. Setelah itu
digoreng deh, setelah digoreng lalu tahap selanjutnya dimasukkan lagi
kedalam bubuk coklat. Tahap terakhir ya digoreng lagi.
Keripik-keripik di sini dijual dengan harga hanya Rp.10.000 rupiah untuk ukuran 100gr dan 300gr.
Jujur
saya sangat suka sekali dengan keripik pisang rasa coklat, menurut saya
rasanya smooth sekali dan gak bikin enek kalau makan banyak-banyak
haha *( kemarin jadi bahan berebut anak-anak )
2. Belajar Varietas Apel
Saya
termasuk orang yang cuek dengan hal-hal yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan alam. Namun saat main ke kebun apel milik bapak
Teguh di Poncokusumo ini, saya tertarik sekali mendengarkan penjelasan
mengenai varietas apel.
Dulu
saya mengira bahwa apel yang ditanam di Indonesia ini tidak ada yang berwarna merah. Namun ternyata apel berwarna merah seperti apel dari luar itu ada.
Di Indonesia juga bisa ditanami apel merah.
Apel-apel
yang ditanam di kebun lahan milik bapak Teguh ini memiliki banyak
varietas, mulai dari varietas Rom beauty, Royal Red, Ana, dan Sweet
Mcary.
Agar pohon apel
tetap terjaga kualitasnya, maka pak teguh selalu memberi pupuk kandang
dari kotoran sapi. Jadi, di dalam kebun ini juga terdapat kandang sapi,
fungsinya adalah agar dapat dengan mudah memberikan pupuk hasil kotoran
ke pohon-pohon apelnya.
Saya
dan teman-teman sempat mendapatkan pertanyaan dari si Mbah, kira-kira
diantara 2 apel yang besar dan yang kecil ini mana yang manis ?
Lalu anak-anak sempat ramai dan menjawab bahwa buah apel yang besarlah yang memiliki rasa manis.
Namun,
si Mbah bilang bahwa apel yang kecillah rasanya yang paling manis.
Selesai berdebat, sayapun penasaran dan akhirnya saya mencoba buah apel
yang kecil itu, memang penampilannya tidak menarik hati. Setelah saya
coba ternyata yang kecil ini manis sekali, dan yang besar agak masam.
Saya jadi mendapatkan pelajaran, bahwa yang besar tidak selalu manis, dan yang kecil buruk rupa tidaklah selalu asam.
3. Berkunjung ke Budidaya Krissan
Udara siang itu mulai memanas, saya dan tim #EksplorDeswitaMalang diantar ke tempat pengelolaan bunga krissan.
Saya
dipertemukan oleh bapak berumur 65th. Awalnya pekerjaan sehari-harinya
adalah bertani dan sekaligus memilki beberapa hewan ternak. Semenjak
Desa Wisata mulai digagas, pada akhirnya bapak ini di beri masukan oleh
pihak kabupaten agar memulai menanam bunga krissan sekaligus dikelola
dan dijual.
Bunga-bunga
krissan ini baru ada sejak tahun 2014. Dengan tekad yang berani,
akhirnya bapak membuka lahannya untuk menanam berbagai jenis bunga
krissan. Satu tangkainya diberi harga Rp.900-1000, sangat murah bukan ? . Namun jangan di remehkan, si Bapak
ini pertiga bulan sekali mampu mengantongi keuntungan sekitar Rp.25jt
rupiah.
Bunga-bunga yang berwarna kuning dan putih sering dipesan, Bapak juga menerima pesanan hingga ke luar negeri loh. Kesulitan-kesulitan terkadang kerap ditemui, misalnya ada serangan hama pada tangkai bunga, hingga pada bunganya sendiri. Penyakit yang sering adalah timbulnya bintik-bintik hitam pada bunga-bunga.
Jadi, mau tak mau bapak harus rajin dan teliti merawat satu persatu bunga-bunganya.
Bapak memiliki 2 karyawan. Jadi untuk merawat seluruh bunga ini hanya memerlukan 3 orang saja.Oiya, bunga-bunga ini ditanam di dalam suatu ruangan, menurut saya sih cukup panas sekali. Rasa-rasanya seperti di oven haha
Jadi, mau tak mau bapak harus rajin dan teliti merawat satu persatu bunga-bunganya.
Bapak memiliki 2 karyawan. Jadi untuk merawat seluruh bunga ini hanya memerlukan 3 orang saja.Oiya, bunga-bunga ini ditanam di dalam suatu ruangan, menurut saya sih cukup panas sekali. Rasa-rasanya seperti di oven haha
Bapak juga sempat memiliki ide untuk membuka pengelolaan bunga krissan ini menjadi objek wisata.
Jadi tunggu saja ya !
4. Memetik Buah Jeruk
Setelah petik apel, jangan lupa sempatkan mampir ke kebun jeruk yang lokasinya masi di area Desa Sanankerto. Jeruk yang ditanam di sini terdiri dari 2 jenis, yaitu jeruk batu 55 dan jeruk keprok siem.
Ranting diberi kapur agar tidak diserang hama |
Untuk jeruk batu 55 ini rasanya sangat asam dan banyak airnya sedangkan keprok siem manis.Jeruk batu 55 ini memiliki kisah, pemberian nama 55 ini dilakukan di petak 55 dan lokasinya di Batu, sehingga hal inilah yang menyebabkan jeruk tersebut diberi nama jeruk Batu 55.
Jeruk Batu 55 |
Jeruk-jeruk ini biasanya dijual perkilonya antara Rp.10.000-16.000 tergantung dari mutu buahnya.Menanam jeruk ternyata susah-susah gampang. tanaman jeruk sering kali dihinggapi kutu krisen, sehingga mau tidak mau petani harus rajin menggosok batang pohon jeruk dan rantingnya menggunakan kapur.
5. Bersantai di Ledok Ombo
Ledok Ombo merupakan area camping ground yang lokasinya di Desa Poncokusumo dan tempat ini baru di buka pada tahun 2015. Ledok Ombo merupakan milik perhutani, dan merupakan hutan pinus. Untuk masuk kemari setiap pengunjung dikenai tarif Rp.5000, apabila ingin ngecamp maka biayanya tergantung berapa lama akan menginap, misal ingin menginap 3 malam maka harus membayar Rp. 15.000.
Ledok Ombo ini memiliki berbagai fasilitas yaitu bisa bermain outbond, mencoba jalur downhill atau sekedar duduk santai sambil memesan kopi. Di Ledok Ombo juga terdapat rumah pohon, nah rumah pohon ini sebagai tempat yang ngehits dan cocok buat berfoto.
Bagi pengunjung Ledok Ombo sendiri tak perlu takut akan fasilitas karena musolah dan kamar mandi tentu sudah disediakan, jadi ga perlu repot-repot ya. Habiskan waktu seharian di sini juga oke kok. Jadi, kapan mau nyoba ke Ledok Ombo ?
Info selengkapnya bisa menghubungi :
Desa Wisata Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Cp : 0851-0502-5770 ( Pak Khoirul Anam / Pak Mbah )
Desa Wisata Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Cp : 0851-0502-5770 ( Pak Khoirul Anam / Pak Mbah )
Tambahan juga, bisa nyicipin keripik, makan apel dan jeruk, lanjut ngopi di Ledok Ombo buahahahahaha.
BalasHapusTak ketinggalan makan siomay waktu berjalan ke Ledok Ombo :-D
Hahah seruput kopii dan ngunyah somay 😂😂
HapusItu pisang kepok atau pisang apa ya Mbak..
BalasHapusEh seingetku pisang raja sih haha aku lupa :')
HapusAsik banget bisa metik jeruk secara langsung, dulu pernah lagi SD aja. Jadi kangen metik jeruk langsung :)
BalasHapusHaha memang menyenangkan mas, dulu saya pernah gt juga waktu smp. paling seru petik-petik gt nebak mana yang manis
HapusJadi inget dulu kalau mau lebaran gini buat kripik pisang, aku gejatah motong2 pisang, persis alat2nya gt,
BalasHapusBanyak bgt potensinya ya..mantab bgt
wah iyakah mas ? alatnya mirip parutan gitu ya.
HapusWah... asyik-asyik kegiatannya.
BalasHapusTerutama makan kripik, apel dan jeruknya. :D
Terus nyantai ditemani segelas kopi, beuh... mantap banget tuh.
Haha semoga bisa jadi refrensi mas, apabila ingin berkunjung ke Ds, Poncokusumo
HapusLuar biasa, explore lg wisata di poncokusumo, masih banyak yg blom up date itu
BalasHapusAsik memang berwisata ke Desa, rasanya seperti balik ke masa kecil. Sepertinya perlu wktu yang agak banyak lagi untuk mampir ke Poncokusumo
HapusLuar biasa, explore lg wisata di poncokusumo, masih banyak yg blom up date itu
BalasHapusWahhhh banyak ya yang jual keripik pisang, mungkin terinspirasi dari blog saya yaaa
BalasHapusHaha syukur kalo gt, blognya bisa memberi inspirasi banyak :D
Hapusudah lama nggak main ke sini tampilan blognya udah berubah mbak, keren dan seger. Ngiler lihat keripik pisang dan buah apelnya
BalasHapusHaha terima kasih mbak sudah mau mampir ke sini lagi, saya juga lupa-lupa ingat haha..
HapusHaha iya coba main dan mampir ke Ds. Poncokusumo ya di Kabupaten Malang
Aku ngakak baca kalimat pembukanya. WKwkwkwkwk
BalasHapusOhh Ibu Suri wkwk inget sesuatu
HapusBelum pernah yg metik apel itu 😄. Klo kebun jeruk malah pernahnya di bwi
BalasHapusWah aku baru tahu kau di BWI ada petik²nya hahah
Hapus