Halo
semua, apa kabar?
Pada
tulisan saya kali ini. Saya akan menulis review
atau lebih tepatnya pengalaman pribadi saat menggunakan sepatu gunung Eiger
Pollock.
Basa-basi
dulu ya, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sepatu sangat berperan penting dalam
kegiatan petualangan khususnya pendakian gunung. Mungkin banyak yang meremehkan
fungsi sepatu pada saat mendaki, dan memilih untuk memakai sandal saja, padahal
sepatu sangatlah penting untuk menunjang keselamatan dalam pendakian. Saking
pentingnya sepatu, sekarang ini sudah banyak sepatu yang dikhususkan untuk
pendakian gunung.
Lebih
lanjut lagi, saking pentingnya sepatu bagi pendaki gunung, maka ada beberapa
tips untuk memilih sepatu untuk pendakian. Diantaranya sebagai berikut:
1. Tips yang pertama adalah, usahakan
memilih sepatu yang tipe mid cut atau
high cut, untuk pendakian tidak
disarankan menggunakan sepatu low cut.
Bingung? Yaudah saya jelaskan, yang pertama adalah high cut, jenis sepatu ini memiliki ciri-ciri menutupi bagian tumit
sampai ke atasnya, biasanya memiliki empat buah pengait yang terbuat dari logam
untuk mengaitkan tali, yang ke dua adalah mid
cut atau middle cut, sepatu ini
memiliki ciri menutupi mata kaki, tapi lebih rendah dari sepatu high cut, biasanya memiliki tiga buah
pengait logam untuk tempat tali, yang terakhir adalah sepatu low cut, sepatu yang tidak menutupi
tumit, biasanya digunakan untuk olahraga atletik seperti trail run. Nah itu tadi penjelasan tentang jenis-jenis sepatu
gunung. Kenapa memilih mid cut atau high cut? Simple, lagi-lagi alasannya
adalah untuk keselamatan, karena pada sepatu high cut dan mid cut,
pergelangan ankle tidak terlalu bebas, sehingga resiko cedera pergelangan kaki semacam keseleo semakin kecil.
2. Tips kedua adalah, pilihlah sepatu yang
bahannya pas. Usahakan memilih sepatu yang cocok dengan gunung yang akan
didaki, misal untuk daerah tropis pilihlah sepatu yang waterproof dan breathable
agar kaki tidak mudah berkeringat karena panas. Hindari kesalahan dalam memilih
bahan sepatu hanya karena pengen keliatan keren, contohnya saja, memakai sepatu
La Sportiva yang bahannya khusus untuk daerah bersalju tetapi digunakan untuk
pendakian ke Rinjani. Sumpah, bukannya keren tapi malah keliatan norak.
3.
Dan yang ketiga, pilih sepatu yang
ukurannya lebih besar satu angka dari ukuran kakimu, ini bertujuan untuk
menghindari gesekan berlebih saat melakukan pendakin.
4.
Dan yang terakhir, yang paling penting
dari semua tips di atas adalah, kenyamanan, pilihlah sepatu yang nyaman, baik
nyaman di kaki, maupun nyaman di dompet.
Nah,
memperhatikan tips diatas, maka beberapa bulan yang lalu saya mencari sepatu
baru, karena sepatu seri trail run yang
saya pakai kurang lebih 3 tahun sudah waktunya pensiun. Waktu itu, saya mencari
sepatu dari brand dalam negeri, ya itung-itung
membantu perekonomian bangsa sendiri lah. Maka jatuhlah pilihan saya pada merk Eiger (karena pengalaman memakai
Eiger selama tiga tahun).
Hal
pertama yang saya cari adalah sepatu Eiger dengan sol Vibram, kemudian
menyesuaikan dengan empat tips di atas, alhasil jatuhlah pilihan pada Eiger
Pollock. Sepatu dengan jenis mid cut
yang sudah waterproof dan breathable, menggunakan teknologi Tropic Shell khas Eiger. Menggunakan
material Suede Leather dan Nylon Fabric, yang katanya kuat dan
tangguh. Juga dilengkapi dengan Heel
Shield Protection untuk melindungi dan meminimalisir cedera pada
pergelangan kaki. Dan di bagian depan juga terdapat material karet yang
menutupi bagian jari-jari kaki atau kata pihak Eiger dinamakan Hammer Lite Rubber Toecap Guard, teknologi
ini untuk melindungi bagian depan kaki dari benturan-benturan yang tidak
diinginkan.
www. eigeradventure.com |
Seperti
pepatah “dari mata turun ke hati”, kesan pertama saat melihat sepatu ini adalah
keren, ganteng, laki banget, atau bahasa gaulnya “eye catching” banget, memikat mata. Pertama kali memegang sepatu
ini, cukup berat menurut saya, mungkin karena banyaknya karet atau rubber yang ada di sepatu ini. Pertama
kali mencoba pasang di kaki, awalnya dibuat jalan rasanya kaku banget,
pergelangan kaki tidak bebas, mungkin karena pertama kali pakai sepatu mid cut
jadi belum bisa beradaptasi. Alhasil setelah diperiksa dan dicoba, maka saya
boyong si Pollock ini ke rumah.
Setelah
dibeli, lantas apa? Ya dicoba dong, hampir lupa kalau mau cerita pengalaman
memakai sepatu ini.
Dipakai
pertama kali saya pakai ke kampus, bentuknya stylish, makanaya berani aja
dipake ngampus tanpa khawatir dibilang norak. Tapi rasa-rasanya kurang menarik
kalo bercerita tentang sepatu gunung yang cuma dipake ngampus.
Oke
sekarang pengalaman naik gunung, pertama kali saya pakai naik gunung yaitu ke
Gunung Lawu via Cemoro Sewu. Jalur di Cemoro Sewu ini 90% adalah jalur makadam
alias jalur batu.
Pertama melangkah, rasanya gak nyaman banget, lagi-lagi
karena belum terbiasa pakai sepatu mid
cut. Setelah beberapa jam mendaki, tiba-tiba enak juga, sudah mulai
terbiasa. Sepatu terasa berat cuma saat di tangan, ketika dipakai di kaki
ternyata ringan, tidak terlalu berat, jadi kaki tidak cepat capek. Fitur
perlindungan jari kaki yang ada di depan juga sangat berguna, beberapa kali
saya kehilangan fokus dan tersandung bebatuan makadam, tapi benturan tidak
terasa sampai ke jari-jari kaki. Untuk fitur breathable juga sangat berfungsi, selama perjalanan yang cenderung
panas karena saya jalan siang, tapi kaki saya tidak terasa panas, beda dengan
memakai sepatu kulit yang tentu saja tidak memiliki fitur breathable. Selama pendakian tidak pernah hujan, jadi fitur waterproof tidak teruji di gunung, tapi
teruji di jalanan. Saat saya pakai berangkat kuliah, kebetulan baru saja
selesai hujan dan jalanan di Surabaya sebagian ada yang banjir sampai bagian
bawah mata kaki, saat lampu merah alhasil kaki harus turun, dan ternyata air
tidak masuk ke dalam sedikitpun, kaos kaki tetap kering.
MANTAP JIWA!!! |
Jadi
dari hasil ujicoba baik di jalan aspal dan di jalan makadam, sepatu ini sangat
memuaskan, semua fitur berfungsi dengan baik, sesuai dengan harapan saat
pertama kali membaca fitur-fitur dan teknologinya.
Jadi,
sekian review Eiger Pollock dari
saya, sampai ketemu di review
selanjutnya.
Itu sepatu incaranku hahahahhaha
BalasHapusWalau jarang naik gunung, tapi ngebet beli sepati Pollock, kemarin aps liat di Eiger cuma bisa liat doang. Dana terkuras benerin lensa kamera :-(
Huwaaa nabung lagi mass, semangat nabung dan beli.
HapusMantap Juga Nih Eiger Pollock, cocok buat kaki para pendaki
BalasHapusselama safety dan cocok saat mendaki boleh di coba nih ..
kalau harga gimana ?
Harganya bisa dicek di web eiger .
HapusHarga sesuai dengan kualitas barang kok.Gak kecewalah
Wah sepatu eiger. Kalau untuk produk eiger tidak diragukan lagi dah pokoknya.
BalasHapusIyaaa tidakk diragukaannnn 😬
HapusKeren sepatunya. Kalo untuk cewek apakah sama?
BalasHapusHalo kak, sama aja kok ini bisa utk cewe cowo
Hapusduh. keren, Jun diendorse sama eiger.
BalasHapusIni sepatu mahal. g kuat belinya. eman2. takut ilang kalau dibawa main. haha
Aamiin yaAllah, semoga diendorse beneran hahaha
HapusMasih mahalan merk sebelah yang impor kok mas hahahhaa
pengen seaptu ini jadinya kak butuh sepatu :D
BalasHapushahaha beli kak silahkann ;D
HapusHiks, aku jarang pakai sepatu gunung, kecuali darurat atau medan pendakiannya kayak Mahameru hahaha
BalasHapusutamakan kesehatan masss'e kaki itu gabisa beli kalo rusak :( pokok tetap berhati-hatii mass
HapusPollocknya sampean pake ukuran berapa mas? Dan ukuran insolenya brpa CM?
BalasHapusSaya pake ukuran 40 mas, sedangkan panjang kaki saya 24cm, mungkin insolenya gak jauh dari itu, soalnya saya pake pas di kaki. Sepertinya ukuran kaki asia itu, beda sama adidas yg pake kaki orang eropa
HapusUkuran 40 itu sudah ukuran sepatu yang biasa sampean pake atau nambah 1 ukuran lebih besar? Soalnya kalo liat tips sih disuruh nambah 1 ukuran..
HapusUntuk size eiger lebih 0.5cm, ukuran kaki saya 45 (29cm) tapi ukuran sepatu eiger pollock 45 (29.5cm), jadi tetep nyaman kalo pakek kaos kaki tebel
HapusUkuran sepati saya sehari-hari mas
HapusMas maap mau nanya... Mending beli eiger Anaconda Vibram atau eiger Boot Pollock yah.. Bingung milihnya hehe
BalasHapusKalo saran saya sih lebih ke pollock karena lebih melindungi bagian mata kaki sedangkan anaconda saya rasa kurang... Tapi ya tergantung selera juga
HapusIdem sama mas Rizky Adhi
HapusMakasih reviewnya ...
BalasHapusBlan depan smga bisa kebeli 😚😚
Aamiin, semoga kebeli mas
HapusPunyaku udh kejual, baru 3 kali pake. Rasanya kyk kesiksa pake sepatu itu. Turun gunung jari kaki lecet2. Padahal ukuran sepatu biasa 42, aku beli 43, tpi gk nyaman bgt gk tau knpa. Akhirnya beli lgi merk hit*c yg lbh ringan & nyaman tpi kyknya tapaknya cepet gundul hehe
BalasHapusemang agak berat sepatunya, dan agak kaku, tapi saya merasa nyaman. mungkin masalah kenyamanan ini relatif ya hahaha
HapusItu toe cap rubber nya copot gk bang?
BalasHapusPengalamn sya pke cons*na yg toe cap nya rubber juga copot setelah pemakaian 4 gunung (gk di pke shari")
Saya jawab pake akun pribadi aja, lg males login pake akun blogger.
HapusSudah saya pake ke merbabu dan semeru mas, dan aman2 saja walaupun meggilas medan basah, gak ada tanda2 lem terlepas, cuma di bagian depan toecap nya ada cuil dikit, mungkin kena sesuatu yg tajam pas saya pake di kota-kota.
Kuy ah..baru aja beli sepatu Eiger Pollock..buruan mumpung Eiger lg baik hati alias diskon akhir taun..hahaha..Salam Lestari ! 😎👍👍
BalasHapusSiaappp!!!
HapusLagi galau mau ganti sepatu..lihat ini nampak gagah...
BalasHapusBeli,ga,beli,ga,beli...beli ga ??
Dulu aku pakek csn,tiap turun gunung atas tumit pasti pakek hasaplas...kelingking perih kejepit.padahal udah lebih 1 angka 😭😭😭
Ini menyangkut kenyamanan sebenernya, coba langsung datang ke store nya saja kak, lalu dicoba sambil dipake jalan2 dalem toko.
HapusSaya gak pernah pake merek yg disebutkan, jadi gak bisa ngasih perbandingan. Tapi pengalaman saya pake Eiger 6 tahun, kaki saya gak pernah lecet, walaupun kesiksa di jalur volcano macam semeru dan rinjani.