Jadi Suku Bawean ini pekerjaannya sebagian besar adalah nelayan, iya nelayan yang kerjaannya mancing ikan di laut itu. Nelayan di Bawean punya banyak pilihan cara mendapatkan ikan, bisa mancing, bisa pake jaring, dan bahkan bisa spearfishing alias pake tombak atau pake tembak, dan pastinya cara-cara itu masih tradisional dan tidak akan merusak ekosistem laut.
Puasa kemarin saya (Jun) sempet pulang ke Bawean, pulang kampung ke Dusun Dedawang, dusun saya ini termasuk salah satu kampung nelayan terbesar di Bawean, ikannya banyak dan karang-karangnya belum
dayung-dayung |
Mancing |
Lalu, sekitar 15 menit berikutnya kail saya ditarik ikan dengan jenis yang sama, ini keluarga ikan bodoh semua apa ya, abis bapaknya yang kena, sekarang anaknya yang kena.
Bapak ikan |
Anak ikan |
Iya, 3 jam kami mancing, Cuma dapet 2 ekor ikan. Sedih deh sedih, akhirnya kami pulang sebelum jam 2 siang.
Selesai memancing, akhirnya kami mandi, sholat, dan setelah itu siap-siap untuk Rua Rua. Apa itu Rua Rua? Rua-Rua adalah budaya suku Bawean dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Jadi dalam prosesi Rua-Rua ini, setiap kepala keluarga membuat berkat yang berisi buah-buahan, beras, dan hasil panen lainnya, selain diisi hasil panen juga diisi jajanan-jajanan desa dan makanan ringan untuk anak-anak.
Ini berkatnya
Berkat |
Ini isinya
isi berkat |
Nah untuk selanjutnya, berkat yang tadi sudah dimasukin ke dalam kantong plastik diantar ke Musholla dan Masjid terdekat, setelah itu di masjid dan musholla diadakan doa bersama berupa ucapan syukur karena telah menjalani ibadah puasa dan juga ucapan syukur atas hasil panen dan hasil laut. Setelah proses doa selesai, berkat tadi dibagikan ke masing-masing yang hadir, jadi berangkat bawa berkat pas pulang juga bawa berkat, tapi berkatnya ditukar (tukeran berkat gitulah istilah gampangnya).
doa bersama |
Setelah Rua Rua, aktivitas dilanjutkan dengan sholat maghrib, daaaaan setelah sholat maghrib, siap-siap untuk takbiran keliling kampung. Takbiran keliling disini biasanya mengarak sebuah "apa ya namanya" (bingung cari istilah yang tepat), hewan-hewan atau bentuk-bentuk, atau patung yang terbuat dari bambu yang dibentuk menyerupai hewan, masjid, atau ketupat yang identik dengan lebaran, dan kebetulan lebaran tahun ini dusun saya membuat patung kuda bersayap, ada ada aja.
kuda bersayap |
Anak-anak bawa obor dan semua orang keluar rumah (ini serius) semua rumah kosong, semua orang turun ke jalan, bahkan di masjid gak ada orang takbiran (ini juga serius), semua warga ikut keliling dusun.
arak-arakan takbiran keliling |
bikin ketupat |
masak ketupat |
Jadi gimana? Setelah baca-baca kebiasaan-kebiasaan orang bawean, kamu gak pengen kesana? Kamu gak pengen mancing? Kamu gak pengen bakar-bakar ikan dan makan ketupatnya orang bawean?
Kalo masih belum pengen, tunggu aja tulisan-tulisan Bawean Selanjutnya!!!
Salam Mesraa